Detik-Detik Kelahiran HMI Dan Kata-Kata Lafran Pane Setelah mengalami berbagai hambatan yang cukup berat selama kurang lebih 3 bulan, detik-detik kelahiran organisasi mahasiswa islam akhirnya datang juga. Saat itu adalah hari-hari biasa mahasiswa-mahasiswa Sekolah Tinggi Islam STI datang sebagaimana biasanya untuk mengikuti kuliah-kuliah, tanpa diduga dan memang sudah takdir Tuhan, mahasiswa-mahasiswa yang selama ini menentang keras kelahiran HMI tidak hadir mengikuti perkuliahan. Saat itu jam kuliah tafsir, dosennya Hussein Yahya, Lafran Pane meminta izin kepada beliau. Mengetahui Lafran Pane selaku ketua III Senat Mahasiswa STI, Hussein Yahya mengizinkan meskipun ia belum tahu pasti tujuan pertemuan itu, namun ia tertarik menyaksikan peristiwa itu. Akhirnya, dengan segala persiapan, saat itu hari Rabu pon 1878, 14 Rabiul Awal 1366 H, bertepatan dengan tanggal 05 Februari 1947 M, jam 1600 Wib bertempat di salah satu ruangan kuliah STI, jalan Setyodiningratan, masuklah mahasiswa Lafran Pane, langsung berdiri di depan kelas dan memimpin rapat. Mengawali prakatanya, Lafran Pane mengatakan "Hari ini adalah rapat pembentukan organisasi islam, karena semua persiapan dan perlengkapan sudah beres. Siapa yang mau menerima berdirinya organisasi mahasiswa islam ini, itu sajalah yang diajak, dan yang tidak setuju biarkanlah mereka terus menentang". Selanjutnya, Lafran Pane mempersilakan bapak Hussein Yahya untuk memberikan sambutannya, namun beliau berkeberatan, karena kurang tahu apa yang harus disampaikan sehubungan dengan tujuan rapat itu, disamping itu beliau juga berpendapat biarlah mahasiswa yang menyelesaikan urusan mereka. Lafran Pane kemudian selaku pimpinan rapat antara lain mengatakan 1. Rapat hari ini adalah rapat pembentukan organisasi mahasiswa islam, dimana anggaran dasarnya sudah dipersiapkan. 2. Pada hari ini, bukan lagi mempersoalkan perlu atau tidaknya mendirikan organisasi mahasiswa islam. 3. Diantara saudara-saudara boleh ada yang tidak setuju, boleh juga ada yang setuju, namun demikian walaupun masih ada yang tidak setuju, pada hari ini juga organisasi mahasiswa islam ini sudah harus berdiri, karena persiapannya sudah matang. Pertemuan itu kemudian diselingi pertanyaan serta penjelasan hal-hal yang berkaitan dengan organisasi mahasiswa islam tersebut. Secara umum, pertemuan itu berjalan lancar, semua mahasiswa yang hadir menyatakan persetujuannya. Selanjutnya mengenai nama organisasi, peserta sepakat dengan usulan Lafran Pane, dimana organisasi itu bernama "Himpunan Mahasiswa Islam" disingkat HMI. YakinUsahaSampai Sumber Lafran Pane Jejak Hayat dan Pemikirannya. Karya Hariqo Wibawa Satria
LafranPane mendirikan HMI dan bergumul dalam wacana keislaman-keindonesiaan.Liste de mots commençant par KATA Voici la liste de tous les mots français commençant par KATA groupés par nombre de lettres kata, kataf, katal, Katar, katas, katafs, katals, katana, katanas, Katanga. Il y a 66 mots qui commencent par KATA. Cliquez sur un mot commençant par KATA pour voir sa définition. → 1 mots de 4 lettres en kata kata → 4 mots de 5 lettres en kata kataf katal Katar katas → 3 mots de 6 lettres en kata katafs katals katana → 2 mots de 7 lettres en kata katanas Katanga → 2 mots de 8 lettres en kata katakana katakoua → 5 mots de 9 lettres en kata katakanas katakouas Katangais katangais katangite → 8 mots de 10 lettres en kata katajjaniq katakanisa katakanisé katakanise Katangaise katangaise katangaïte katangites → 11 mots de 11 lettres en kata katakanisai katakanisas katakanisât katakanisée katakaniser katakanisés katakanises katakanisez katangaises Katangaises katangaïtes → 8 mots de 12 lettres en kata katakanisais katakanisait katakanisant katakanisées katakanisent katakanisera katakanisiez katakanisons → 7 mots de 13 lettres en kata katakanisâmes katakanisasse katakanisâtes katakaniserai katakaniseras katakaniserez katakanisions → 9 mots de 14 lettres en kata katagélophobie katakanisaient katakanisasses katakaniserais katakaniserait katakanisèrent katakaniseriez katakaniserons katakaniseront → 4 mots de 15 lettres en kata katagélophobies katakanisassent katakanisassiez katakaniserions → 2 mots de 16 lettres en kata katakanisassions katakaniseraient Trop de mots ? Limiter aux formes du dictionnaire sans pluriels, féminins et verbes conjugués. Mots Avec est un moteur de recherche de mots correspondant à des contraintes présence ou absence de certaines lettres, commencement ou terminaison, nombre de lettres ou lettres à des positions précises. Il peut être utile pour tous les jeux de mots création ou solution de mots-croisés, mots-fléchés, pendu, Le Mot le Plus Long Des Chiffres et des Lettres, Scrabble, Boggle, Words With Friends etc. ainsi que pour la création littéraire recherche de rimes et d'alitérations pour la poésie, et de mots satisfaisants aux contraintes de l'Ouvroir de Littérature Potentielle OuLiPo telles que les lipogrammes, les pangrammes, les anagrammes, le monovocalisme et le monoconsonnantisme etc. Les mots et leurs définitions sont issus du dictionnaire francophone libre Wiktionnaire publié sous la licence libre Creative Commons attribution partage à l'identique. A noter le Wiktionnaire contient beaucoup plus de mots en particulier des noms propres que les autres dictionnaires francophones comme le dictionnaire Officiel du Scrabble ODS publié par Larousse environ 400 000 mots et formes fléchies noms et adjectifs au masculin et au féminin et au singulier et au pluriel, verbes conjugués dans l'ODS, et 1,3 million sur Mots Avec.
HomeEko AriwidodoIslamic State Institute of Madura Faculty of Economic and Islamic BusinessAbout28,730Reads How we measure 'reads'A 'read' is counted each time someone views a publication summary such as the title, abstract, and list of authors, clicks on a figure, or views or downloads the full-text. Learn more2017201820192020202120222023010203040201720182019202020212022202301020304020172018201920202021202220230102030402017201820192020202120222023010203040Publications NasrullohHumans are involved in creating themselves and the world through concrete choices and actions, thereby assigning value to those choices and actions. Humans, as etre pour soi can transcendence. Man is not to facticity, to the way of being etre en soi. Sartre on this basis, emphasized existentialism as humanism. Existentialism is not an evil or arbit...This article discusses gender, especially in women’s job qualifications, and provides opportunities for women in society. Gender issues are expected to be addressed, but what about the people of Wakan village who still use patriarchal culture daily? It causes women to be unable to work according to their talents. This study refers to Foucault's the...This research discusses the defensive attitude of the younger generation, especially the younger generation of muslims, based on Lafran Pane’s thoughts. Lafran Pane is one of the hero figures in Indonesia who had a significant influence on maintaining Indonesia's independence. This research aims to determine and understand Lafran Pane’s thoughts on...Local culture everywhere presents meaning space as a guideline for people’s lives, even the presence of tradition can be a medium of social transformation. The tandhe’ as one of the local cultural treasures in Sumenep Madura, emerged as an appreciation of past civilizations that believe that tandhe’ is not a mere spectacle but also as a communicati...This study plans to decide the impact of relational correspondence, authoritative culture, and accomplishment inspiration on hierarchical responsibility. This research uses a quantitative approach through strategic studies. The number of inhabitants in this review was generally educators coming from state secondary schools in Madura island. In the... Eko AriwidodoIdealism various groups of political Islam failed to change the political landscape of the Middle East and some other regions. Political Islam is not won power, while the old regimes are still in power. Western powers are increasingly plugging hegemony political, economic, cultural in the region. Political Islam is also not always successfully di... Eko AriwidodoSeaweed is one of the marine resources as capital for livelihood development in addition to the fishermen catch fish. Seaweed cultivation can support the survival of fishermen especially in Bluto Sumenep. Seaweed also can produce a wide variety of products that can provide benefits to the villagers. Seaweed farming activities is not only performed...There are two problems in the result of research that will be discussed in this article. They are 1 how are the steps of the implementation of suggestopedia method in learning speaking English at the second semester students of E class TBI STAIN Pamekasan and 2 How are the increasing of speaking English skill for the second semester students of...This article is a summary of a group research describing the implementation of scientific approach in teaching English of Curriculum 2013 at SMPN 1 Pamekasan. Scientific approach is an approach focusing on investigation techniques on phenomena, getting new knowledge, or correcting and relating the previous knowledge. Scientific approach is a new ap... Eko AriwidodoTradisi oto’-oto’ merupakan tradisi khas etnis Madura yang berjalan secara turun menurun, semakin lama semakin banyak pengikutnya dan semakin luas jangkauan wilayahnya hingga di kota Surabaya. Tradisi ini dilaksanakan oleh masyarakat yang berhimpun dalam kelompok organisasi informal. Prinsip dasar oto’-oto’ adalah setiap anggota menyerahkan sejumla... Eko AriwidodoBerdasarkan realitas yang sering dijumpai bahwa kehidupan masyarakat Barurambat di kabupaten Pamekasan, tentang partisipasi masyarakat dalam pemeliharaan atau pelestarian lingkungan masih tergolong rendah, tidak peduli dengan lingkungan sekitarnya dan lokasi tertentu yang terlihat kotor dan kumuh. Permasalahan penelitiannya yaitu untuk mengetahui... Eko AriwidodoMakna tidak pernah hadir kecuali dalam intertekstualitas tanda. Derrida mengajak untuk melampaui bahasa, yakni melampaui bahasa yang telah dikonstruksi oleh beban makna, seperti yang dihasilkan oleh sistem linguistik dan logika. Melampaui bahasa berarti melampaui bahasa sebagai sarana bagi pikiran yang ingin mengartikulasikan makna kepada pembaca a...Keterampilan mendengarkan bahasa inggris yang diucapkan secara verbal Spoken English merupakan salah satu keterampilan yang ada dalam English Language Skills. Memahami kata atau kalimat bahasa Inggris yang diucapkan oleh penutur asli Native Speaker merupakan suatu persoalan yang sangat komplek yang dihadapi oleh yang belajar bahasa kedua khusus... Eko AriwidodoPersepsi reduksionis dan ekologis tentang dunia merupakan sebuah realitas masa kini dan sehari-hari. Para para ahli dan ilmuwan laki-laki Barat yang terlatih mencerminkan pengetahuan reduksionis. Perjuangan politik bagi gerakan-gerakan feminis dan ekologis melibatkan perubahan epistemologis dalam kriteria penilaian rasionalitas pengetahuan. Sains ...NetworkMenariknya kata Asvi, belum ada adik-kakak yang menjadi pahlawan nasional. Sebelumnya adik kandung Sanusi Pane, Lafran Pane diangkat menjadi pahlawan nasional. Usulan diajukan dari Yogyakarta 2017.Lafran Pane merupakan pendiri Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Sedangkan Sanusi Pane bergiat di bidang bahasa dan sastra. Ilustrasi Sumber Iklan terakota Oleh In’amul Mushoffa* masuk HMI, saya diyakinkan bahwa inilah organisasi mahasiswa Islam elit. Selain paling tua, alumni-alumninya tersebar di struktur pemerintahan. Banyak diantara mereka sukses menjadi politisi. Dengan menjadi anggota HMI, artinya sama dengan investasi kesuksesan’ di masa depan. Saya yang datang dengan pikiran kosong akhirnya terpincut. Mungkin juga karena komunikasi orang-orangnya memang mirip pejabat dan politisi. Dugaan saya, kira-kira begitulah karakter yang juga dicerminkan pendirinya. Saat itu, sosok Lafran Pane tak banyak diulas dalam diskusi dan literatur tentang sejarah HMI. Kalaupun ada, itu pun sebatas siapa dan dari mana ia berasal, dan bagaimana usahanya dalam mendirikan HMI. Informasi mengenai karakter dan sepak terjang Lafran pasca mendirikan HMI saat itu masih sulit dicari. Maka, begitu Hariqo Wibawa Satria meluncurkan buku biografi Lafran Pane pada tahun 2010, saya buru-buru ingin membacanya. Begitu menyelaminya, terus terang saya tercengang. Semacam ada kontras yang begitu tajam, antara yang saya baca dari sosok Lafran dan antara orang-orang di HMI. Kisah-kisah di bawah ini setidaknya mewakili karakter Lafran Pane. Sumbernya digali dari buku “Lafran Pane Jejak Hayat dan Pemikirannya” Hariqa Wibawa Satria 2010 serta sumber lain, dan dikonstruksi sesuai maksud ditulisnya artikel ini. *** Kisah dimulai sejak Lafran mendirikan HMI pada 1947. Lafran mendesain agar HMI tetap independen. Garis ini diambil agar HMI tidak akan mudah diombang-ambingkan oleh kepentingan politik, baik oleh pihak di dalam HMI sendiri maupun pihak luar. Lantaran itu, Lafran tak pernah bersedia menjadi anggota parpol. Ketika Golkar dan PPP menawarinya menjadi pimpinan partai, Lafran menolaknya mentah-mentah. Penolakan ini juga terjadi ketika ia ditawari menduduki posisi strategis pemerintahan. Prinsip untuk menjaga independensi HMI itu juga ia tunjukkan selama rezim Orde Baru. Suatu ketika, Presiden Soeharto—atas masukan Akbar Tandjung—meminta Lafran menjadi salah satu jajaran Dewan Pertimbangan Agung DPA. Tapi, permintaan itu bukan tanpa syarat. Lafran bisa diangkat jika berstatus sebagai perwakilan dari Partai Golkar. Tentu saja, Lafran menolaknya. Ketika disodori formulir yang di dalamnya terdapat kolom keterangan sebagai anggota Partai Golkar, ia mengosongkan kolom itu dengan konsekuensi tidak jadi diangkat. Bagi Lafran, dari pada berstatus sebagai anggota parpol, mending tak usah menjadi DPA. Meski utusan Soeharto berusaha merayunya berkali-kali, sikap Lafran tetap kukuh. Soeharto yang mendengar sikap Lafran akhirnya melunak. Lafran akhirnya diangkat menjadi satu-satunya anggota DPA yang tidak berasal dari perwakilan parpol. Kelak, papan nama di ruang kerja Lafran tidak bertuliskan perwakilan dari parpol tertentu, seperti anggota DPA lainnya, tetapi bertuliskan Lafran Pane—Alumni HMI. Lafran juga figur yang sederhana. Beberapa saat sebelum ia dilantik menjadi anggota DPA, ia yang sudah sampai di Jakarta didatangi orang DPA untuk diukur dan dibuatkan jas pelantikan. Lafran tak bersedia. “Masak orang belum bekerja dibikinkan jas”, ujarnya kepada Senoaji, teman sekaligus orang yang sering membantunya. “Kenapa Pak? Itukan fasilitas”. “Ah, tak pantas itu. Sudahlah, aku minta tolong kau ke Yogja, ambilin jas aku”. Senoaji pun mengiyakan permintaan Lafran, tetapi dicegah oleh alumni HMI. Malam harinya, alumni-alumni HMI perlu meyakinkan Lafran dalam sebuah pertemuan. Lafran akhirnya bersedia meminjam’ jas DPA, bukan menerimanya. Saat menjadi anggota DPA, kesederhanaan Lafran tidak berubah. Suatu ketika, ia menceritakan bahwa honorarium yang ia terima sebagai anggota DPA terlalu tinggi. “Buat apa uang sebesar itu?”. Konon, seorang ibu dari KAHMI Korps Alumni HMI yang berdiri di sekitar Lafran kemudian berbisik ke temannya, “kasihkan gue biar habis di Pasar Baru”. Kisah ini terekam dalam sebuah acara syukuran di rumah Akbar Tandjung. Kehidupan Lafran sejak kecil memang keras. Ia terbiasa hidup mandiri dengan berjualan es sampai kartu bioskop. Inilah yang barangkali mengakar sampai masa tuanya. Lafran menjadi pribadi yang risih menerima pemberian orang, apalagi pemberian dari Negara yang dulu ia ikut perjuangkan kemerdekannya. Ketika Lafran mengajar di IKIP Yogjakarta, saat alumni-alumni HMI sudah pada naik mobil, Lafran sehari-hari masih ngontel. Rumah pun tidak punya. Masih ngontrak. Alumni HMI di Jakarta yang sudah mapan dan prihatin ingin membelikannya rumah dan mobil. Namun, Lafran menolak keras. Beberapa kali, Iqbal Pane—anak Lafran mengajukan beasiswa ketika kuliah untuk meringankan beban orangtunya, tapi Lafran justru marah dan melarangnya. Menurutnya, masih banyak orang yang lebih pantas mendapatnya. Tidak mudah memberikan bantuan kepada Lafran, bahkan bantuan dalam ukuran normal sekalipun. Tahun 1974, mahasiswa di IKIP Yogjakarta—tempat Lafran mengajar—menuntut rektornya mengundurkan diri. Kebetulan, sebagian besar dari mereka adalah anggota HMI. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan saat itu menuduh Lafran—yang sama sekali tak ikut campur—sebagai dalang dari aksi tersebut. Lafran lalu dinonaktifkan dari segala tugas di fakultasnya, dipindahkan ke UII Yogjakarta, serta diberi gaji-pensiun dan tunjangan guru besar. Tak terima, dosen-dosen HMI berencana mengundurkan diri sebagai bentuk dukungan kepada Lafran. Lafran juga ditawari menjadi rektor sebuah IKIP di Luar Jawa. Namun, Lafran lagi-lagi menolaknya. Tekanan kepada Lafran semakin keras ketika Rektor IKIP Yogjakarta sudah diganti. Lafran dituntut untuk mengembalikan tunjangan jabatan yang diterimanya selama non-aktif. Lukman Hakiem, yang saat itu menjadi Ketua Korkom HMI IKIP Yogjakarta, dan kawan-kawannya ikut tersulut emosinya. Mereka buru-buru mendatangi Lafran di kediamannya dan menawarakan protes atas ketidakadilan itu. Namun, Lafran justru mencegahnya, “Untuk apa?”. Ia bahkan berkilah bahwa hidupnya saat itu sudah bahagia. *** Lafran juga tak begitu suka mengakui jasa-jasanya. Pasca kejadian G30S 1965, Lafran berkunjung ke Kongres HMI ke-8 tahun 1966 di Solo. Sesampai di arena kongres, penjagaan sangat ketat. Siapapun yang memasuki arena Kongres harus menggunakan tanda pengenal atau surat keterangan sebagai delegasi. Di pintu penjagaan, panitia kongres yang bertugas sama sekali tidak ada yang mengenalinya—meski sudah sering mendengar namanya. Kebetulan, Lafran tak membawa tanda pengenal dan tentu saja sebagai alunmni tak memiliki keterangan sebagai peserta. Lafran pun ditahan di pintu masuk. Rombongan Pengurus Besar HMI yang kebetulan datang melihat kejadian ini. Dengan penuh haru bercampur geli, mereka pun memberitahu ke panitia bahwa yang mereka tahan adalah Lafran Pane, pemarakarsa pendiri HMI. Ketika penjaga pintu mempersilahkan Lafran Pane masuk, sikap Lafran biasa saja, seolah memaklumi. Pada tahun 1974, Lafran mendatangi Konfercab HMI Cabang Yogyakarta dan, lagi-lagi, para peserta tidak ada yang mengenali pendirinya yang delapan tahun sebelumnya 1966 sudah dikukuhkan sebagai Guru Besar Ilmu Tata Negara di Fakultas Keguruan Ilmu Sosial IKIP Yogjakarta ini. Sosok yang duduk di belakang peserta itu pun dicueki kader-kader organisasi yang dahulu ia dirikan itu. Lafran seolah menikmati keadaan ini. Usut punya usut, sebagian besar peserta Konfercab bahkan mengiranya sebagai intel. Ketika salah satu Ketum Komsariat HMI yang kenal Lafran lantas memberitahu kepada teman-temannya bahwa inilah “Lafran Pane—pendiri HMI”, sikap Lafran tetap dingin. Seolah tidak ada yang aneh. Selama hidupnya, Lafran konsekuen tak mau ditinjol-tonjolkan. Ketika Lukman Hakiem Syaifuddin menawarkan untuk menuliskan birografinya, Lafran tak bersedia. Lafran juga tak bersedia ketika diminta menuliskan sejarah HMI. Menurutnya, hasilnya akan subjektif. Lafran bahkan tak mau didaku sebagai pendiri HMI, meski telah didesak berkali-kali. Paling banter, ia hanya mau disebut sebagai pemerakarsa berdirinya HMI. Kesediaan Lafran ini kemudian ditetapkan melalui Kongres HMI yang ke XI di Bogor 1974. Lafran memang menghindari segala upaya personifikasi HMI terhadap dirinya. Sampai-sampai, tanggal lahirnya yang sesungguhnya bertepatan dengan berdirinya HMI 5 Februari Lafran ubah menjadi 12 April 1923. ***
- Θ ли ቻвсиц
- Тառач բዟμէዤес
- Απ зጶթ ሰκуሙոбխй
- ጁуς ጱнածа εզиζըሿቼги иյ
- Мαቢоբ վኇታ шиኧ
- Крըфаկ ጎаጮуцኚ
- ቱеրорፊх дир