1 Perlakukan orang lain sebagaimana kamu ingin diperlakukan Jika kamu bertanya, "Bagaimana aku harus bersikap kepada orang lain?", jawabannya sebenarnya sangat mudah. Perlakukan orang lain sebagaimana kamu ingin diperlakukan. Pastinya kamu ingin diperlakukan dengan baik dan penuh respek bukan? Maka jangan menunggu. BerinisiatiflahMerendahkan orang lain itu sangat sering terjadi di dalam kehidupan sehari-hari, apalagi kita sebagai manusia pasti banyak sekali kata-kata orang yang menghina diri apabila kita mengerjakan sesuatu yang tidak dapat di pahami oleh orang lain pasti akan dianggap remeh. Tapi tahukah anda orang yang diremehkan dan di hina boleh jadi lebih mulia di sisi Allah. Baca juga Dasar Menikah Dalam IslamRasulullah shallallahu alaihi wa sallam melanjutkan sabdanya,وَلاَ تَحْقِرَنَّ شَيْئًا مِنَ الْمَعْرُوفِ وَأَنْ تُكَلِّمَ أَخَاكَ وَأَنْتَ مُنْبَسِطٌ إِلَيْهِ وَجْهُكَ إِنَّ ذَلِكَ مِنَ الْمَعْرُوفِ وَارْفَعْ إِزَارَكَ إِلَى نِصْفِ السَّاقِ فَإِنْ أَبَيْتَ فَإِلَى الْكَعْبَيْنِ وَإِيَّاكَ وَإِسْبَالَ الإِزَارِ فَإِنَّهَا مِنَ الْمَخِيلَةِ وَإِنَّ اللَّهَ لاَ يُحِبُّ الْمَخِيلَةَ وَإِنِ امْرُؤٌ شَتَمَكَ وَعَيَّرَكَ بِمَا يَعْلَمُ فِيكَ فَلاَ تُعَيِّرْهُ بِمَا تَعْلَمُ فِيهِ فَإِنَّمَا وَبَالُ ذَلِكَ عَلَيْهِ“Janganlah meremehkan kebaikan sedikit pun walau dengan berbicara kepada saudaramu dengan wajah yang tersenyum kepadanya. Amalan tersebut adalah bagian dari sarungmu sampai pertengahan betis. Jika enggan, engkau bisa menurunkannya hingga mata kaki. Jauhilah memanjangkan kain sarung hingga melewati mata kaki. Penampilan seperti itu adalah tanda sombong dan Allah tidak menyukai ada seseorang yang menghinamu dan mempermalukanmu dengan sesuatu yang ia ketahui ada padamu, maka janganlah engkau membalasnya dengan sesuatu yang engkau ketahui ada padanya. Akibat buruk biarlah ia yang menanggungnya.” HR. Abu Daud no. 4084 dan Tirmidzi no. 2722. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih. Al Hafizh Ibnu Hajar menyatakan bahwa hadits ini shahih. Baca juga Pahala Meminjamkan Uang dalam IslamDi antara wasiat Rasul shallallahu alaihi wa sallam dalam hadits di atas adalah janganlah menghina orang lain. Setelah Rasul menyampaikan wasiat ini, Jabir bin Sulaim pun tidak pernah menghina seorang pun sampai pun pada seorang budak dan seekor shallallahu alaihi wa sallam pun memberi wasiat,لاَ تَسُبَّنَّ أَحَدًا“Janganlah engkau menghina seorang pun.” Abu Jurayy berkata, “Aku pun tidak pernah menghina seorang pun setelah itu, baik kepada orang yang merdeka, seorang budak, seekor unta, maupun seekor domba.”Dalam surat Al Hujurat, Allah Ta’ala memberikan kita petunjuk dalam berakhlak yang baik,يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا لَا يَسْخَرْ قَوْمٌ مِنْ قَوْمٍ عَسَى أَنْ يَكُونُوا خَيْرًا مِنْهُمْ وَلَا نِسَاءٌ مِنْ نِسَاءٍ عَسَى أَنْ يَكُنَّ خَيْرًا مِنْهُنَّ“Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik.” QS. Al Hujurat 11Ingatlah orang jadi mulia di sisi Allah dengan ilmu dan takwa. Jangan sampai orang lain diremehkan dan dipandang hina. Allah Ta’ala berfirman,يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آَمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kalian dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.” QS. Al Mujadilah 11Semoga kita senantiasa menjadi manusia yang tidak sombong dan tidak merendahkan orang lain. Karena sesungguhnya Allah SWT tidak menyukai hambanya yang sombong. Orangyang memiliki akhlak ihtiram (menghormati orang lain) menghormati ilmu dan pemiliknya, dan termasuk penghormatanmu terhadap ulama bahwa engkau merasakan wibawanya. Al-Bukhari meriwayatkan sesungguhnya Hudzaifah Radhiyallahu anhu menyampaikan hadits tentang fitnah, lalu para tabi’in ingin bertanya kepadanya, mereka berkata: “Karena
Pertanyaan Jawaban "Perlakukan orang lain sama seperti Anda ingin diperlakukan," yang dikenal sebagai Peraturan Emas, adalah prinsip yang alkitabiah. Lukas 631 merekam ajaran Yesus, "Dan sebagaimana kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah juga demikian kepada mereka." Pernyataan ini berada dalam konteks ajaran Yesus tentang cara mengasihi para musuh kita. Yesus menggunakan teori konvensional quid pro quo yang memperlakukan orang lain sebagaimana kita diperlakukan dan membaliknya baca Matius 538-45. Dengan dibalik, maka kita tidak membalas orang lain sepantasnya atau memperlakukan mereka sesuai kelakuan mereka, melainkan kita memperlakukan mereka sama seperti yang kita harapkan dari mereka. Di dalam Matius 712 Yesus berkata, "Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi." Dengan demikian Peraturan Emas itu di sepanjang masa menjadi bagian pokok dari pesan Alkitab. Di bagian lain di kitab Matius, ketika ditanya tentang perintah teragung, Yesus menjawab, "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi" Matius 2237-40. Pada malam Yesus ditangkap, Ia berkata pada para murid-Nya, "Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi. Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi" Yohanes 1334-35. Kasih Yesus bagi kita begitu sempurna, tidak berubah, dan berkorban diri. Kapasitas kita dalam mengasihi orang lain sesuai perintah Yesus diperbesar melalui pengalaman kita menerima kasih–Nya dan dimampukan oleh kuasa Roh Kudus. Salah satu cara mudah untuk mengasihi orang lain adalah membayangkan bahwa kita adalah mereka. Ketika kita berhenti sejenak dan mempertimbangkan cara kita ingin diperlakukan dalam situasi tersebut, kita dapat membangun rasa empati terhadap mereka yang situasinya memang demikian. Maukah kita dikasihi dan dihormati? Maka kita harus mengasihi dan menghormati orang lain. English Kembali ke halaman utama dalam Bahasa Indonesia Apakah pernyataan 'perlakukanlah orang lain seperti Anda ingin diperlakukan' alkitabiah?
BerduaMenuju Surga. 10/3/2022. Dr. Dudung Nurullah Koswara, M.Pd. (Praktisi Pendidikan) Kang Jalal telah mengajarkan misi kemanusiaan dengan memanusiakan orang lain tanpa batas. Perlakukan orang lain sebagaimana kita ingin diperlakukan. Cinta dan kasih sayang adalah energi yang harus dominan dalam jiwa manusia beragama.
Jakarta - Kata-kata bijak tentang memperlakukan orang lain dengan benar perlu kamu baca untuk memupuk sikap respek maupun saling menghormati dan menghargai. Rasa hormat adalah jalan dua arah. Jika kamu memberi hormat, memperlakukan orang dengan baik, mereka akan meresponsmu dengan cara yang sama. 36 Kata-Kata Sad Singkat Aesthetic 32 Kata-Kata Nasihat untuk Diri Sendiri agar Lebih Percaya Proses 22 Ucapan Terima Kasih untuk Guru saat Perpisahan Jadi jika kamu ingin tahu bagaimana orang lain memperlakukanmu, tempat awal yang terbaik adalah melihat bagaimana kamu memperlakukan orang lain. Jika kita bersikap kasar atau tidak sopan dengan orang lain, itu akan menimbulkan banyak kebencian kepada orang lain. Tidak ada orang yang suka diperlakukan dengan cara yang salah. Sikap yang buruk hanya akan mengundang lebih banyak tanggapan negatif. Jika kita memandang rendah orang lain, menganggap remeh mereka, dan tidak menghormati mereka dalam kata-kata atau tindakan maka itu menunjukkan bahwa kita tidak menghargai mereka. Jika kami tidak menyukai caramu diperlakukan, hanya ada satu tindakan, yaitu mengubah perilakumu sendiri karena kamu tidak dapat mengubah perilaku orang lain. Bersikap baiklah kepada orang-orang jika kamu ingin mereka bersikap baik. Ada banyak kata-kata bijak perihal memperlakukan orang lain sebagaimana kamu ingin diperlakukan, yang bisa kamu baca dan resapi. Di bawah ini kumpulan kata-kata bijak tentang memperlakukan orang lain dengan benar, dikutip dari Therandomvibez, Senin 28/3/2022.Berita Video, Highlights Final Four Proliga 2022 antara Surabaya Bhayangkara Samator Vs Bogor Lavani pada Minggu 27/3/2022saling menghormati dan menghargai. Credit "Perlakukan saya seperti kamu mengharapkan diperlakukan." 2. "Perlakukan aku dengan benar, dan aku akan memperlakukanmu lebih baik lagi." 3. "Jika kamu memperlakukan aku seperti sebuah pilihan, aku akan meninggalkan kamu seperti sebuah pilihan." 4. "Jangan berharap aku memperlakukanmu dengan benar jika kamu tidak bertindak benar." 5. "Orang-orang menjadi sangat marah ketika kamu memperlakukan mereka sebagaimana mereka memperlakukan kamu." 6. "Jika aku memperlakukan kamu seperti kamu memperlakukan aku, kamu akan membenci aku." 7. "Perlakukan dia dengan benar, atau lihat pria lain melakukannya untukmu." 8. "Kamu dapat mengubah cara orang memperlakukanmu dengan mengubah caramu memperlakukan diri sendiri."Kata-Kata Bijak tentang Memperlakukan Orang Lain dengan BenarIlustrasi respek, saling menghargai. Photo by Budgeron Bach "Sikapku didasarkan pada bagaimana kamu memperlakukan aku. Jika kamu memperlakukan aku dengan benar, aku akan memperlakukanmu lebih baik." 10. "Pertama, saya memperlakukanmu sebagaimana saya ingin diperlakukan. Dan kemudian saya memperlakukanmu seperti kamu memperlakukan saya." 11. "Saya tidak akan memperlakukan kamu seperti prioritas ketika kamu memperlakukan saya seperti sebuah pilihan." 12. "Moral saya dalam hidup ini sederhana, kamu memperlakukan saya dengan baik dan saya pasti akan memperlakukanmu dengan lebih baik." 13. "Saya memperlakukan orang seperti mereka memperlakukan saya, jadi jika kamu konsisten, saya akan konsisten. Jika kamu tidak berusaha, saya juga tidak akan melakukannya." 14. "Tidak peduli seberapa kasar orang memperlakukanmu, jangan pernah merendahkan dirimu ke level mereka untuk memperlakukan mereka dengan cara yang sama." 15. "Mungkin aku harus memperlakukanmu dengan cara yang sama seperti kamu memperlakukanku. Maka mungkin kamu akan mengerti betapa sakitnya itu." 16. "Aku tidak lagi membuang-buang energi untuk orang-orang yang egois. Aku akan memperlakukanmu seperti kamu memperlakukanku… jadi bersiaplah."Kata-Kata Bijak tentang Memperlakukan Orang Lain dengan BenarIlustrasi rasa hormat, respek. Photo by Tiago Felipe on Unsplash17. "Tidak peduli seberapa keren, berbakat, berpendidikan, atau kaya menurutmu, cara kamu memperlakukan orang menunjukkan segalanya. Integritas adalah segalanya." 18. "Mulai saat ini, saya akan memperlakukan orang persis seperti mereka memperlakukan saya. Beberapa harus senang, yang lain harus takut." 19. "Seperti kamu memperlakukan saya, begitu juga saya akan memperlakukan kamu." - Pepatah Italia 20. "Perlakukan orang-orang seperti yang kamu harapkan dari mereka untuk memperlakukanmu." - Nishchal Ningleku 21. "Kamu memperlakukan siapa pun secara normal, dan mereka akan memperlakukanmu dengan normal kembali." - Henry Cavill 22. "Jangan pernah berharap orang memperlakukanmu lebih baik daripada kamu memperlakukan diri sendiri." - Bo Bennett 23. "Perlakukan saya dengan baik, saya akan memperlakukanmu lebih baik, perlakukan saya dengan buruk dan saya akan memperlakukanmu lebih buruk." - Sonny Barger 24. "Saya memperlakukan semua orang seperti saya memperlakukan diri saya sendiri. Jika kamu memperlakukan saya dengan benar, saya akan memperlakukan kamu dengan benar." - Charles MansonKata-Kata Bijak tentang Memperlakukan Orang Lain dengan BenarIlustrasi menghargai orang lain. Photo by Rawpixel on Freepik25. "Perlakukan semua orang yang kamu temui seolah-olah mereka adalah orang terpenting yang akan kamu temui hari itu." - Roger Dawson 26. "Kamu harus memperlakukan orang sebagaimana kamu ingin diperlakukan. Jika kamu memperlakukan mereka seperti sampah pada akhirnya, itu akan kembali kepadamu." - Husein Nisyah 27. "Itu tergantung pada cara kamu memperlakukan orang. Ketika kamu memperlakukan orang dengan bermartabat dan hormat sepanjang waktu, kamu dapat mengatasi apa pun." - John Bacon 28. "Saya tidak suka segala hal negatif. Saya mencoba untuk menjadi baik untuk semua orang, apakah itu cinta, teman, mantan. Saya akan selalu berusaha memperlakukan orang seperti saya ingin diperlakukan." - Nina Dobrev 29. "Jika kamu ingin menjadi pemimpin yang hebat, ingatlah untuk memperlakukan semua orang dengan hormat setiap saat. Pertama, karena kamu tidak pernah tahu kapan kamu akan membutuhkan bantuan mereka. Dan dua, karena itu adalah tanda kamu menghormati orang, yang dilakukan oleh semua pemimpin hebat." - Simon Sinek 30. "Perlakukan seseorang seperti anjing dan cepat atau lambat dia akan menggigitmu." - Joe Abercrombie 31. "Perlakukan orang dengan baik saat kamu naik dan mereka akan memperlakukan kamu dengan baik saat kamu turun." - Robin Sharma 32. "Kamu tidak dapat mengubah cara orang memperlakukanmu atau apa yang mereka katakan tentangmu. Yang bisa kamu lakukan hanyalah mengubah caramu bereaksi terhadapnya." - Mahatma Gandhi Sumber Therandomvibez Dapatkan artikel kata-kata bijak dari berbagai tema lain dengan mengeklik tautan ini.
Perlakukanorang lain sebagaimana kamu ingin diperlakukan. 28 Nov 2021🌍 🎙 Ustadz Firanda Andirja, MA حفظه لله تعالى 📗 Kitābul Jāmi’ Bulughul Maram 📝 AlHāfizh Ibnu Hajar ﺭﺣﻤﻪ ﺍﻟﻠﻪ ~~~~~~~ بسم اللّه الرحمن الرحيم الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله Shahābat BiAS yang dirahmati oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla, Kita masuk pada hadīts yang ke-20. وَعَنْ أَبِي صِرْمَةَ – رضى الله عنه – قَالَ قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ – صلى الله عليه وسلم -{ مَنْ ضَارَّ مُسْلِمًا ضَارَّهُ اَلله, وَمَنْ شَاقَّ مُسَلِّمًا شَقَّ اَللَّهُ عَلَيْهِ } أَخْرَجَهُ أَبُو دَاوُدَ وَاَلتِّرْمِذِيُّ وَحَسَّنَهُ. Dari shahābat Abi Shirmah radhiyallāhu Ta’āla anhu beliau berkata, Rasūlullāh shallallāhu alayhi wa sallam bersabda “Barangsiapa yang memberi kemudharatan kepada seorang muslim, maka Allāh akan memberi kemudharatan kepadanya, barangsiapa yang merepotkan menyusahkan seorang muslim maka Allāh akan menyusahkan dia.” Hadīts riwayat Abū Dāwūd nomor 3635, At Tirmidzi nomor 1940 dan dihasankan oleh Imām At Tirmidzi. Makna dari hadīts ini tanpa diragukan lagi adalah makna yang benar apalagi ada hadīts-hadīts lain yang menguatkan semakna dengan hadīts ini. Contohnya seperti hadīts yang shahīh dalam Shahīh Muslim nomor 1828, Nabi pernah berdoa اَللَّهُمَّ مَنْ وَلِيَ مِنْ أَمْرِ أُمَّتِي شَيْئًا فَشَقَّ عَلَيْهِ فَاشْقُقْ عَلَيْهِ “Ya Allāh, barangsiapa yang mengurusi urusan umatku kemudian dia merepotkan umatku maka susahkanlah dia.” Hadīts ini menunjukan akan dua perkara penting dalam syari’at, yaitu ⑴ Kaedah yang sangat agung الجزاء مماثلا للعمل من جنسه في الخير والشر Bahwasanya balasan sesuai dengan jenis amalan dan ini berlaku dalam kebaikan maupun dalam keburukan. Dan inilah hikmah Allāh Subhānahu wa Ta’āla, Allāh memberikan balasan sesuai dengan apa yang dilakukan oleh seorang hamba. ⇒Barangsiapa melakulan amalan yang dicintai oleh Allāh, Allāh akan mencintainya, barangsiapa melakukan amalan yang dibenci oleh Allāh, Allah akan membencinya. ⇒Barangsiapa memudahkan seorang muslim maka Allāh akan mudahkan urusannya di dunia maupun diakhirat. ⇒Barangsiapa yang menghilangkan penderitaan seorang muslim maka Allāh akan menghilangkan penderitaannya di dunia dan juga di akhirat. ⇒Barangsiapa seorang hamba membantu seorang hamba untuk memenuhi kebutuhan saudaranya maka Allāh akan membantu untuk memenuhi kebutuhannya. Ini semua dalam kebaikan, sebaliknya dalam keburukan pun demikian. ⇒Barangsiapa memberi kemudharatan kepada seorang muslim maka Allāh akan memberikan kemudharatan kepada dia. ⇒Barangsiapa membuat makar, maka Allāh akan membuat makar kepada dia ⇒Barangsiapa membuat susah, menimbulkan kesulitan bagi saudaranya maka Allāh akan membuat dia susah juga. Ini berlaku dalam segala hal, jadi balasan sesuai dengan perbuatan, ini berlaku pada kebaikan maupun keburukan. ⑵ Kaedah yang sangat agung yang disebutkan para ulamā dengan istilah الضرر يزال Bahwasanya kemudharatan harus dihilangkan. Dan ini sesuai dengan hadīts yang lain, yang mashyur hadīts hasan, Rasūlullāh shallallāhu alayhi wa sallam bersabda لاضَرَرَ وَلاضِرَارَ Tidak boleh memberi kemudharatan sama sekali baik memberi kemudharatan kepada diri sendiri ataupun kepada orang lain. ⇒Intinya kemudharatan harus dihilangkan sama sekali. Kemudharatan di sini sama dengan hadīts yang sedang kita bahas, “Barangsiapa memberi kemudhatan kepada orang lain, maka Allāh akan memberi kemudharatan kepada dia.” Kemudharatan itu dalam dua bentuk → Bentuk pertama Menghalangi mashlahat yang seharusnya diterima oleh orang lain, kemaslahatan dia akhirnya tidak dia dapatkan. Berarti kita memberikan kemudharatan kepada dia. → Bentuk kedua Memberi kemudharatan secara langsung kepada dia, seperti mengganggunya, menyakitinya dan yang lainnya. Oleh karenanya hadīts ini umum مَنْ ضَارَّ مُسْلِمًا ضَارَّهُ Barangsiapa memberi kemudharatan kepada seorang muslim yang lain. Dan berlaku dalam segala hal. Apakah memberi kemudharatan yang berkaitan dengan hartanya, jiwanya tubuhnya, harga dirinya, anaknya, istrinya, orang tuanya semua kemudharatan tidak boleh kita berikan kepada orang lain, berkaitan dengan apapun dia. Banyak bentuk-bentuk muamalah transaksi-transaksi yang diharāmkan oleh Nabi shallallāhu alayhi wa sallam karena akan memberikan kemudharatan kepada orang lain. Seperti Rasūlullāh shallallāhu alayhi wa sallam melakukan ghisy penipuan dalam jual beli. Demikian juga an najasy jual beli tidak boleh juga seorang jual beli dengan menutupi aib-aib barang yang hendak dijual. Ini semua dilarang. Semua perkara yang bisa mendatangkan kemudharatan kepada saudara maka dilarang dalam syari’at berkaitan dengan hadīts ini. Demikian pula tatkala seseorang bersyarikat dengan saudaranya dalam jual beli menjadikan dia patner atau teman dalam jual beli maka tidak boleh dia memberi kemudharatan kepada patnernya dalam praktek jual beli. Demikian juga seorang tidak boleh mengganggu tetangganya baik dengan perkataan maupun dengan perbuatan, baik secara langsung ataupun tidak langsung. Demikian juga tidak boleh seseorang memberi kemudharatan kepada orang yang memberi hutang kepada dia orang yang telah membantunya kemudian dia tunda-tunda pembayarannya padahal dia mampu untuk membayarnya. Ini semua kemudharatan, dan dilarang dalam syari’at, bahkan tidak boleh seseorang memberi wasiat yang memberi kemudharatan kepada ahli warisnya. Oleh karena itu, Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman مِنْ بَعْدِ وَصِيَّةٍ يُوصَى بِهَا أَوْ دَيْنٍ غَيْرَ مُضَارٍّ “Bahwasanya harta waris itu dibagi setelah wasiat yang diwasiatkan setelah membayar hutang dengan syarat tidak boleh memberi kemudharatan.” QS An Nisā’ 12 Misalnya Seorang sebelum meninggal dia menulis wasiat, dia mengkhususkan sebagian harta kepada sebagian ahli warisnya lebih daripada yang lainnya, maka ini memberi kemudharatan kepada ahli waris yang lain. Ini memberi kemudharatan kepada ahlu waris yang lain karena dia khususkan sebagian harta kepada sebagian ahli waris, sementara yang lainnya tidak diberikan. Atau dia sengaja mengurangi harta warisan, atau dia memberi wasiat kepada selain ahli waris dalam rangka untuk memberi kemudharatan kepada ahli waris. Ini semua dilarang karena memberi kemudharatan. Demikian juga tidak boleh seorang suami memberi kemudharatan kepada istrinya dengan segala bentuk. Misalnya Dia menahan istrinya, istrinya tidak dia cerai sehingga istrinya sakit hati dan hidupnya terkatung-katung seakan-akan tidak memiliki suami. Atau istrinya sudah dia cerai kemudian menjelang selesai masa iddah kemudian suami tersebut kembali lagi rujuk lagi dengan niatnya bukan untuk mengembalikan kemaslahatan pernikahan, namun untuk menyakiti hati mantan istrinya dengan tujuan agar mantan istrinya tidak bisa menikah lagi dengan orang lain. Demikian juga jika seorang suami memiliki istri lebih dari satu kemudian dia lebih condong kepada salah satu istrinya, maka ini memberi kemudharatan kepada istri yang lain. Ini semua dilarang. Dan diantara kemudharatan yang sangat berat telah kita sebutkan di awal bahwasanya tidak boleh seorang memberi kemudharatan kepada muslim yang lain dalam segala hal, baik yang berkaitan dengan hartanya, jiwanya dan juga berkaitan dengan harga dirinya. Diantara kemudharatan yang sangat besar yang sangat mungkin seorang terlupakan yaitu menjatuhkan harga diri orang lain. Seorang tatkala mencuri harta orang lain dia tahu bahwa dia telah memberi kemudharatan kepada orang tersebut, atau dia pukul orang lain dan dia tahu dia memberi kemudharatan kepada orang tersebut. Tapi kalau dia menghībah, menjatuhkan atau mengungkap kejelekan orang dan dia merasa dia tidak memberi kemudharatan, padahal itu merupakan kemudharatan yang lebih besar daripada kemudharatan yang berkaitan dengan harta dan jiwa. Oleh karenanya sebagaimana seorang penyair pernah berkata جراحات السنان لها إلتئام ولا يلتام ما جرح اللسان Bahwasanya luka yang disebabkan sayatan pedang masih bisa diperbaiki bisa sembuh akan tetapi luka yang disebabkan oleh sayatan lisan maka susah untuk disembuhkan. Shahābat BiAS yang dirahmati oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla. ⇒Jadi seluruh bentuk memberi kemudharatan kepada orang lain maka dilarang. Demikian juga Rasūlullāh shallallāhu alayhi wa sallam bersabda dalam hadīts ini وَمَنْ شَاقَّ مُسَلِّمًا شَقَّ الله عَلَيْهِ “Barangsiapa memberatkan seorang muslim maka dia akan diberi keberatan kesulitan juga oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla.” Terutama orang-orang yang bekerja di instansi pemerintah atau yang berkaitan dengan urusan orang banyak, hendaknya dia berusaha untuk bekerja dengan baik agar tidak merepotkan kaum muslimin. Urusan yang berkaitan dengan kenegaraan hendaknya dikerjakan dengan baik agar tidak merepotkan orang lain, tapi kalau dia sengaja merepotkan orang lain maka dia akan mendapatkan kerepotan dari Allāh di dunia maupun di akhirat. Wallāhu Ta’āla A’lam bish Shawwab. ________